-->

Mencari Jati Diri, Asik dan Menyenangkan.



          Pulang adalah tempat paling nyaman, setelah proses pencarian panjang. Kalimat itu, sangat mewakili perasaanku selama ini. Pada cerita sebelumnya, kurang lebih sudah ku ceritakan  bagaimana rasanya, ketika rindu menyapa anak rantau. Yahh, mungkin sebagian dari kalian mengerti bagaimana rasanya menjadi anak yang tak pernah jauh dari keluarga, bahkan untuk nginep dirumah temen pun tak pernah diizinkan. Tiba-tiba menjadi anak yang sebebas-bebasnya tanpa ada aturan yang mengikat, kecuali diri sendiri. Kemudian, bertumbuh, menjadi dewasa dengan sendirinya.
          Singkat cerita, dulu, saat masih menjadi siswi sekolah, orang lain mengenalku sebagai pribadi yang tak banyak ulah dan sedikit lebih patuh dibanding anak-anak pada umumnya. Namun, ada sisi dimana, orang lain tak menyadari, bahwa aku adalah anak remaja yang terlalu memperdulikan apa yang oranglain katakan tentangku, istilahnya ingin terlihat perpect tanpa harus mengecewakan. Karenanya, pada masa itu, aku tak pernah mau mencoba sesuatu yang baru. Terlebih lagi, aturan keluargaku yang sedikit overprotektif, membuatku nyaman berada di zona nyaman. Namun, sesuatu yang mengejutkan terjadi, tepat tiga tahun lalu, saat aku hendak memasuki dunia perkuliahan , aku menghadapi masalah yang bener-benar membuatku stres. Berkali-kali mengikuti tes perguruan tinggi yang aku impikan. Namun, berkali-kali juga kata gagal dan coba lagi selalu bersahabat baik denganku.
          Akhirnya, sampai pada pelabuhan terakhir, aku dinyatakan lulus ditempat perkuliahanku saat ini, dan sejak saat itu, aku resmi menyandang predikat sebagai anak rantau di kota provinsi. Dan untuk pertama kalinya, aku mencoba semua hal yang sebelumnya tak pernah dan tak bisa aku lakukan. Ternyata, semua hal itu, menyenangkan. Aku sangat menikmati setiap proses yang aku lewati saat itu. Mulai dari nginep dirumah atau kost temen, pulang  larut malam atau bahkan sampe jam 2 pagi. Dan yang paling tidak mungkin, pernah ku lakukan walaupun cuma satu kali, yakni nginep di tempat ngopi yang buka 24 jam hehe.
          Namun, jangan berpikir buruk dulu temen-temen. Semua itu, ku lakukan bukan tanpa alasan. Karena, ketika menjadi anak rantau, aku merasa kesepian dan bosan jika pulang kuliah, aku hanya rebahan melihat gadget dan langit-langit kostan. Melihat keadaan yang seperti ini, ditambah lagi ada beban tersendiri untukku yang pernah mengalami gagal seleksi masuk perguruan tinggi yang menjadi incaranku  pada masanya, membuatku semakin berpikir keras. Apa yang harus aku lakukan supaya nanti, ada bekal untukku terjun dimasyarakat. Karena itu, aku memiliki keyakinan yang kuat, bahwa  ilmu dalam proses pembelajaran di kelas saja, tidak akan cukup untuk menjamin masadepanku. Alhasil, aku mendedikasikan waktuku, untuk mencari jati diriku yang sebenarnya melalui organisasi, volunter, kajian, dan acara-acara seminar lainnya yang terus menyibukkanku. Bahkan saking sibuknya, aku tak mampu membagi waktu antara kuliah yang merupakan kewajibanku dengan tanggungjawabku pada event-event yang aku ikuti. Sesekali harus meninggalkan kelas karena semua tanggungjawab itu. Yah, tak mudah memang,apalagi bagi diriku yang manjah dan cengengnya kelewatan. Melakukan dua, tiga hal secara bersamaan,  berat banget.
          Tapi, mungkin temen-temen, bertanya-tanya. Loh kalo berat kenapa ngga pilih fokus disalah satu hal aja, yaa kan? Hm, sini ku beri tahu. Dulu, saat diposisi itu, aku juga sempat berpikir demikian. Ingin banget buat nyerah, dan itu bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Namun, aku selalu bertanya berulang kali pada diri. Yakin mau nyerah? Untuk menjadi orang yang sukses, ujian kita tentu tidak mudah. Dan berulang kali, aku menyemangati diri sendiri. Lelah, istirahat. Tapi, jangan pergi dan menghilang. Begitulah kalimat-kalimat yang berhasil membuatku kuat dalam proses mencari jati diri. Dan, memang sangat dahsyat kekuatan dari be your self.
          Setelah, proses pencarian panjang, pulang menjadi tempat yang paling nyaman. Karena disana, kita bisa melupakan sejenak setiap masalah, beban dan emosi yang mengganggu pikiran dan mengusik kedamaian hati. Kemudian, semua akan baik-baik saja. Ternyata, saat kita sudah mengenal diri sendiri, dan menjadi dewasa dengan sendirinya, kita tak perlu mengadu dan bercerita kesana kemari untuk mencari pembenaran dari kelisahan hati. Kita sadar betul, masalah apa yang kita hadapi dan bagaimana kita harus mengatasinya. Namun, kita hanya perlu percaya kita bisa mengatasinya dan mencoba untuk tetap tenang.
          Sekali lagi, dalam proses ini, aku betul-betul menikmati, bagaimana aku bisa mengenal  dan menerima diriku sepenuhnya. Bagiku, yang terpenting adalah be your self. Tanpa memperdulikan apa yang orang lain katakan. Ikuti kata hatimu dalam bertindak. Gunakan akalmu untuk menuntun setiap langkah. Tak pernah ada habisnya, jika hidup digunakan untuk mencari pembenaran setiap orang atas apa yang kita lakukan. Kenapa aku bilang demikian? Karena, aku telah membuktikannya sendiri dalam proses mencari jati diri. Aku pernah habiskan malam di tempat kopi yang buka 24 jam. Tentu akan ada orang yang menilai, mengapa orang itu menghabiskan uang untuk membeli secangkir kopi dengan begitu mahal hanya untuk memenuhi kebutuhan feeds instagramnya. Padahal, kenyataannya, disana aku melihat dengan jelas, orang-orang tersebut tidak hanya sekedar minum kopi atau bahkan memenuhi kebutuhan feeds instagram. Bahkan lebih dari itu, mereka berdiskusi tentang hal-hal besar yang sedang terjadi, membuat suatu karya dan inovasi, bahkan ada yang tertidur kemudian bangun lagi menyelesaikan tugas kantornya yang ku lihat wajahnya tengah memutar otak untuk menyelesaikannya. Ada yang belajar bersama, bahkan ada yang memang ingin menenangkan diri sejenak datang dengan muka masam, dan pulang dalam keadaan bahagia. Karena apa, mereka semua punya caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tak ingin, keluarga mendapatinya pulang dalam keadaan kusut. Aku, mengatakan demikian, bukan dari apa yang ku lihat saja. Tapi, aku juga turut merasakan dan berdiskusi langsung dengan orang yang orang lain menilainya sebagai orang yang boros dan suka poyah-poyah. Namun, nyatanya semua asumsi itu tidak semuanya benar. Mungkin, ada orang yang memang demikian, tapi tidak semua orang bisa disamakan karena melakukan hal yang kelihatannya sama. Sama halnya dengan kejadian-kejadian kecil yang ada di sekitar kita. Mungkin, ini adalah contoh kecil yang bisa aku sampaikan, karena semua hal positif itu timbul melalui minset kita sendiri. So, pesanku untuk semua pembaca blog ini, jangan pernah takut untuk mencoba hal baru, galilah potensimu dan temukan jati dirimu. Karena, nantinya, proses pencarian panjang itulah yang membuatmu kuat. Dan, setelah semua proses itu berhasil kamu lalui, kamu akan merasa terlahir kembali sebagai dirimu yang seutuhnya.
LihatTutupKomentar